Hari Guru dan Pendidikan Karakter

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Hari Guru dan Pendidikan Karakter”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/iisrosilah8242/6753868bed64156fcb2f3dd2/hari-guru-dan-pendidikan-karakter?page=2&page_images=1

Kreator: Iis Rosilah

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Tanggal 25 November hari ulang tahun PGRI di tetapkan sebagai hari Guru. Berbagai ucapan selamat hari Guru, Quotes, video perayaan hari Guru dan foto2 para guru memenuhi laman madia sosial di Indonesia dengan hastag #hariguru  #hormatiguru.

Beraneka macam cara para guru, murid dan orangtua merayakan moment hari guru ini. Alhamdulillah banyak guru yang berbahagia saat mendapatkan hadiah dari para muridnya, setangkai bunga, buket makanan, puisi dan surat ucapan terimakasih untuk para guru terlihat dari berbagai postingan para guru di hari Senin tanggal 25 November 2024

Bapak Presiden beserta para pejabat dan para Jendral tak luput dari pemberitaan saat mereka menyanyikan lagu Hymne Guru. Profesi yang disebut sebagai  pahlawan tanpa tanda jasa ini  merasa terharu dan bangga menjadi guru.

Sebagai guru saya seringkali bertanya-tanya, perlukan merayakan hari guru?
Hari untuk guru tapi dibuat oleh para guru, ironiskah?

Untuk para murid di tingkat SMP dan SMA moment hari guru bisa berasal dari inisiatif para murid.

Tapi anak TK dan SD, saat menghadapi hari guru. Guru yang merencanakan dan melaksanakan, apakah disebut bahwa guru ingin dihormati dan ingin diberi hadiah?

Para pembaca yang budiman,  semoga tidak terjadi salah paham. Seperti halnya seorang ibu ingin anaknya berbakti pada ibunya, tentu sang Ibu yang mengajarinya.
Begitupun guru-guru di Sekolah Cerdas Muthahhari, berharap kelak para muridnya menghormati guru, para guru perlu mengajarinya cara menghormati dan memuliakan guru.

Sebagaimana yang terdapat dalam kitab Ta’lim al-Mutaalim kitab yang berisi panduan menuntut ilmu dan adab etika santri yang ditulis oleh seorang ulama yang bernama Burhanudin Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi dituliskan tentang adab seorang murid dalam menghormati gurunya sebagai berikut:

Tidak berjalan di depan guru
Tidak duduk di tempat guru
Tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya
Tidak banyak berbicara di hadapan guru
Tidak menanyakan sesuatu ketika guru sudah lelah
Tidak mengetuk pintu rumah atau kamar guru, tetapi menunggu sampai guru keluar
Menghormati anak-anak guru dan orang yang mempunyai hubungan dengan guru
Memuliakan ilmu dengan memuliakan pemiliknya
Carilah rido guru, laksanakan perintahnya serta hormati anak dan keluarganya

Seiring dengan perubahan zaman, saat arus teknologi mempengaruhi kehidupan anak2 era digital, terjadi pergeseran budaya cara murid bersikap kepada guru.

Maka mengajari cara memuliakan dan menghormati guru juga perlu diajarkan oleh para guru kepada murid2nya.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Hari Guru dan Pendidikan Karakter”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/iisrosilah8242/6753868bed64156fcb2f3dd2/hari-guru-dan-pendidikan-karakter?page=1&page_images=1

Kreator: Iis Rosilah

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com